Minggu, 30 November 2008
Kamis, 27 November 2008
Puding Lapis Segitiga
Bahan A :
250 cc air
30 gram gula pasir
1/4 bungkus agar-agar
Vanili secukupnya
Rum secukupnya, jika suka
Pewarna merah secukupnya
(Masak mendidih)
Bahan B :
1.250 cc susu cair
3 butir kuning telur
250 gram gula pasir
1 sendok makan mentega
2 bungkus agar-agar
1 sendok teh garam
Vanili secukupnya
Rum secukupnya, jika suka
Pewarna pink secukupnya
Cara membuat :
Tuang rebusan A ke dalam loyang. Biarkan beku.
Sementara itu B dimasak jadi satu sampai mendidih.
Adonan dibagi 2. Satu bagian diberi pewarna pink. Sisanya biarkan putih.
Tuang adonan pink ke atas A. Biarkan beku.
Tambahkan adonan putih. Biarkan beku
Setelah semua beku, keluarkan dari loyang. Siap dihidangkan.
Sumber : Majalah Aura
Puding Lapis Busa
Bahan A : 750 cc air 100 gram gula pasir 1 bungkus agar-agar Vanili, pewarna pink, secukupnya Rum secukupnya, sesuai selera Bahan-bahan di atas dimasak mendidih
Bahan B : 300 cc air 75 gram gula pasir 1 bungkus agar-agar Vanili secukupnya Rum secukupnya, sesuai selera Pewarna pink secukupnya.
Bahan C : 1 butir putih telur Sedikit garam Bahan dimix sampai kaku
Bahan D : Cincao hitam secukupnya, potong bulat dengan cetakan
Cara membuat : Tuang rebusan A ke dalam loyang yang sudah diberi cincao hitam. Sementara itu B dimasak jadi satu sampai mendidih. Tuang ke C. Mixer sampai rata. Dalam keadaan panas, tuang ke atas A. Biarkan beku. Setelah semua beku, keluarkan dari loyang. Siap dihidangkan.
Sumber : Majalah Aura |
Puding Lapis Kiwi
Bahan A :
250 cc air
30 gram gula pasir
1/4 bungkus agar-agar
Vanili secukupnya
Rum secukupnya, sesuai selera
Pewarna kuning secukupnya
Bahan-bahan di atas dimasak mendidih
Bahan B :
1.200 cc susu cair
200 gram gula pasir
2 bungkus agar-agar
1 sendok teh garam
Vanili secukupnya
Rum secukupnya, jika suka
Bahan C :
Pewarna kuning, hijau secukupnya
Buah kiwi secukupnya, potong tipis
Cara membuat :
Rebusan A dituang ke loyang yang sudah diberi kiwi. Biarkan beku.
Sementara itu B dimasak jadi satu sampai mendidih.
Adonan dibagi 3. Satu bagian diberi pewarna hijau. Satu bagian diberi pewarna kuning. Sisanya biarkan putih.
Tuang adonan putih ke atas A. Biarkan beku.
Tambahkan adonan hijau. Biarkan beku.
Tambahkan adonan kuning. Biarkan beku.
Setelah semua beku, keluarkan dari loyang siap dihidangkan.
Sumber : Majalah Aura
Microwave
(Sumber : Majalah Sedap)
Jumat, 07 November 2008
Tip memilih udang & Cumi
Pilih udang yg masih kelihatan kekar, kaki dan kulitnya tidak mudah lepas begitu pula dengan bagian kepalanya. kalau bisa, hindari memilih udang yang sudah mulai berwarna kehitaman, udang seperti ini sudah agak lama mati, walaupun tidak busuk. Bau udang segar, masih berciri amis khas udang, namun jika sudah dicampur dengan serbuk es, biasanya bau amis kurang tercium, jadi lebih baik menggunakan indera tangan dan mata untuk memilihnya. Udang yang masih bagus akan mudah tercerai berai jika kita ambil dengan tangan. Jika berani, kita bisa mencicipi udang mentah dengan mengigitnya, yang segar jika digigit masih 'kemriuk',
2. Cumi-cumi.
Warna cumi2 seperti apakah yang sering kita lihat di pasar? Kemerahan? atau putih keabua-abuan? Inilah ciri khas cumi-cumi, ternyata lewat warnanya kita bisa tahu tingkat kesegaran cumi-cumi. Cumi-cumi yang masih segar warnanya putih agak keabu-abuan, ini saya lihat ketika para nelayan di paku haji tanggerang menurunkan hasil tangkapannya (bahkan bbrp ekor masih megap-megap dalam box). namun lama-kelamaan warna tersebut makin memerah. cumi2 yg masih berwarna putih lebih dominan daripada merahnya, rasanya masih manis jika dimasak. yang kemerahan masih termasuk bagus apabila saat selaput kemerahannya dikupas, daging cumi2 tsb masih berwarna putih. makin lama umur cumi tersebut mati, maka saat selaputnya dikupas, daging yang berwarna putih itupun akan turut berwarna kemerahan.
Meskipun tida terlalu baik, daging cumi yg setelah dikupas berwarna kemerahan masih bisa diselamatkan, caranya dengan menyiramkan air mendidih. Cuma memang rasanya tidak senikmat yang masih segar.
Jangan heran, jika kita membeli udang/cumi cumi, kemudian kita timbang kembali dirumah, susutnya agak lumayan, apalagi jika ditiriskan. Jika timbangan di pedagang termasuk JUJUR, hal inidisebabkan kedua jenis hewan ini banyak mengandung air. Kadang-kadang cumi-cumi bisa susut sampai 10%.
Bagaimana jika kita belanja didaerah wisata (Indonesia khususnya) yang karakter pedagangnya tidak kita ketahui? Hati2lah dengan timbangan mereka. Meski mereka menggunakan timbangan gantung, seringkali garis2 di batang timbangan mereka akali. Jadi bisa2 maksud kita beli 1 kg, ternyata hanya ada 5-6 ons (ini saya alami di anyer).
Supaya kita bisa menghindari hal ini, tegaslah kepada para pedagang, untuk memeriksa timbangan mereka dan melakukan perbandingan secara kasar dengan botol air minum kemasan misalnya AQUA atau merek lainnya yang masih baru. Kemasan air minum botol besar berisi 1500 ml, dengan BJ air= 1 gr/mL, maka beratnya sekitar 1,5 kg. Jika dengan timbangan pedagang beratnya kira2 1,5 kg, maka tidak ada masalah dengan timbangan tsb. Tapi jika ditimbang ternyata lebih berat, sudah bisa dipastikan, timbangan pedagang tsb bermasalah.
Atau, jika kawan2 memiliki timbangan digital m ungil seperti TANITA, kenapa tidak dibawa saja? toh tidak makan tempat di bagasi.
Ciri-ciri diatas saya dapat dari pengalaman saja, ditambah baca referensi sana sini. Mudah-mudahan berguna bagi para penggemar seafood.
BY : resti (Resep NCC)
Senin, 20 Oktober 2008
Puding Domino
Puding Domino
Bahan:
Coklat:
1000 cc susu
2 bungkus agar-agar putih
600 g gula
4 butir kuning telur
50 g coklat bubuk
Putih:
1 bungkus agar-agar putih
4 putih telur
300 cc susu
100 g gula
Buat Adonan Coklat:
1. Masak susu dengan agar-agar, gula, dan coklat bubuk hingga mendidih. Angkat
2. Kocok kuning telur sebentar hingga bercampur. Tuangkan beberapa sendok adonan agar-agar, aduk sebentar, kemudian campurkan ke dalam sisa adonan. Aduk dengan kecepatan tinggi
3. Ambil cetakan domino yang telah dibasahi air. Tuang sedikit adonan (kira-kira setinggi 2 cm). Pasang cetakan tengahnya. Biarkan hingga dingin
4. Masak kembali sisa adonan dengan menambahkan 25 cc air. Tuang di bagian luar sisi cetakan dan bagian tengahnya. Biarkan dingin. Perhatikan, adonan harus selalu panas saat dituang
5. Masak agar-agar dengan susu dan gula sampai mendidih
6. Kocok putih telur hingga kaku. Perlahan-lahan tuang agar-agar ke dalamnya sambil terus dikocok
7. Masukkan di atas adonan coklat (sisi luar dan tengah). Biarkan dingin. Setelah dingin, siram kembali dengan adonan coklat yang telah dimasak kembali seperti nomor 4
8. Sementara itu buat lagi adonan putih
9. Jika adonan telah dingin, keluarkan cetakan tengahnya. Pada tempat yang lowong ini isilah dengan adonan yang berlainan warna dengan bagian sisinya. Terakhir, siram seluruhnya dengan adonan coklat